Alat Pengatur Kelembapan Dan Suhu Untuk Mempercepat Proses Fermentasi Kedelai Berbasis Internet Of Things

Main Article Content

Muhammad Samsul Anwar
Rio Muhamad Nur Daiwa Aji

Abstract

Tempe merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia secara luas. Tempe termasuk makanan yang digemari di Indonesia bahkan sebanyak 50% produksi kacang kedelai diolah menjadi tempe. Namun dalam proses produksi tempe belum bisa maksimal karena proses fermentasi tempe yang memakan waktu 48 jam. Dalam perkembangan teknologi yang semakin canggih dibutuhkan cara pengolahan fermentasi tempe yang cepat. Selain itu Permasalahan yang dialami produsen tempe diantaranya pengecekan suhu dan kelembapan secara manual sehingga dikhawatirkan akan mengalami gagal produksi. APACE merupakan alat yang dapat mempercepat proses fermentasi tempe kedelai sekaligus dapat memantau dan mengedalikan suhu dan kelembapan. Perangkat APACE memiliki 2 sensor yaitu sensor DHT11 untuk membaca nilai suhu dan kelembapan serta sensor Load Cell digunakan untuk mengukur berat tempe. APACE dapat dipantau dan dikendalikan melalui aplikasi android yaitu AFRA sehingga pengguna dapat mengetahui suhu, kelembapan dan berat bahan baku tempe saat jauh dari alat APACE. Data pembacaan dari


sensor suhu dan kelembapan yang diproses pada Arduino diunggah ke server oleh Wemos melalui jaringan internet. Data yang sudah disimpan pada server akan diakses oleh AFRA. Hasil dari APACE dapat mempercepat proses fermentasi tempe kedelai hingga 20 jam dengan cara mengendalikan suhu dan kelembapan.

Article Details

How to Cite
Muhammad Samsul Anwar, & Rio Muhamad Nur Daiwa Aji. (2019). Alat Pengatur Kelembapan Dan Suhu Untuk Mempercepat Proses Fermentasi Kedelai Berbasis Internet Of Things. SinarFe7, 2(1), 469–472. Retrieved from https://journal.fortei7.org/index.php/sinarFe7/article/view/487
Section
Articles

References

. Astawan, Made. 2009. “Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian”. Jakarta: Penebar Swadaya.

. Badan Standarisasi Nasional, 2012. “TEMPE: Persembahan Indonesia untuk Dunia”. Jakarta.

. Dewantoro Gunawan, Sri Hartini, Agustinus Hery Waluyo. 2015. “Alat Optimasi Suhu dan Kelembapan untuk Inkubasi Fermentasi dan Pengeringan Pasca Fermentasi”.

. Denny Wijanarko, 2017. “Sistem Monitoring”, https://media.neliti.com/, diakses pada tanggal 2 Desember 2018 pukul 19.30.

. Djumino. 24 Oktober 2018. Wawancara “produksi tempe” dirumah, Jl. Kiringan, Takeran, Magetan.

. Jaya, Halimatus. Pertiwi, Rianita. 2016. “Pemanfaatan Rhyzopus oryzae dalam Pembuatan Tempe sebagai produk Home Industri di daerah Plered”.

. Juliasari Noni, Erian Dwi Hartanto. Sri Mulyati. 2016. “Monitoring Suhu dan Kelembapan pada Mesin Pembentukan Embrio Telur Ayam Berbasis Mikrokontroler Arduino UNO”. Universitas Budi Luhur.

. Kusharto, Clara M. Syarifuddin. 2006. “Serat Makanan dan Peranannya Bagi Kesehatan. Jurnal Gizi dan Pangan”.

. Najmurrokhman, Kusnandar, Amrulloh. 2017. “Prototipe Pengendali Suhu Dan Kelembapan Untuk Cold Storage Menggunakan Mikrokontroler Atmega 328 Dan Sensor DHT11”.

. Sudarmadji, S and P. Markakis. 2016. “Phytate and Phytase of Soybean Tempe”. J. Sci. Food Agric. 28 : 381-394.

. Sunggono, D., 2008. “Sistem Monitoring”, http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, diakses pada tanggal 1 Desember 2018 pukul 18.50.