Sistem Pakar Pendeteksi Awal COVID-19 Menggunakan Metode Certainty Factor
Main Article Content
Abstract
Abstrak – Virus corona 2019 merupakan virus jenis baru yang
muncul di Wuhan, China pada tahun 2019. Covid-19 melanda
banyak Negara di dunia termasuk Indonesia. Covid-19
berdampak kepada kehidupan sosial dan melemahnya ekonomi
masyarakat. Gejala umum yang ditimbulkan adalah suhu tubuh
naik, demam, mati rasa, batuk, nyeri di tenggorokan, kepala
pusing, susah bernafas jika virus corona sudah sampai paru-
paru. Untuk mengetahui seseorang terjangkit cukup sulit karena
memiliki gejala yang mirip dengan beberapa penyakit lainnya.
Deteksi Covid-19 merupakan tahapan penting untuk mengenali
secara dini pasien terduga, salah satu cara pendeteksian adalah
dengan sistem pendeteksi awal covid-19. Dengan keadaan
tersebut dibutuhkan sistem pakar yang dapat melakukan sebuah
deteksi awal terhadap gejala covid-19. Sistem pakar adalah
sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke
komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan
menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan
sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan
masalahnya atau mendapat informasi dengan bantuan para ahli
dibidangnya. Pada prakteknya sistem pakar dalam menghadapi
suatu masalah yaitu sering kali menemukan jawaban yang tidak
memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa
probabilitas yang bergantung pada hasil dari suatu peristiwa.
Metode Certainty Factor dipilih untuk mengakomodasi factor
ketidakpastian untuk diubah menjadi faktor kepastian, juga
dapat menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian ( fakta
atau hipotesa ) berdasar bukti atau laporan pakar dengan
menggunakan suatu nilai untuk mengasumsikan derajat
keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Hasil Penelitian
dapat membantu masyarakat untuk melakukan diagnosa
mandiri, dan paramedis untuk melakukan diagnosa awal kepada
pasien, sehingga dapat mempermudah semua pihak dalam
menangani Covid-19.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
F. Wu et al., “A new coronavirus associated with
human respiratory disease in China,” Nature, vol. 579, no.
, pp. 265–269, 2020, doi: 10.1038/s41586-020-2008-3.
B. Etikasari, T. D. Puspitasari, A. A. Kurniasari, and
L. Perdanasari, “Sistem Informasi Deteksi Dini Covid-19,” J.
Tek. Elektro dan Komput., vol. 9, no. 2, pp. 101–108, 2020,
doi: 10.35793/jtek.9.2.2020.28278.
E. Supriatna, “Wabah Corona Virus Disease (Covid
Dalam Pandangan Islam,” SALAM J. Sos. dan Budaya
Syar-i, vol. 7, no. 6, 2020, doi: 10.15408/sjsbs.v7i6.15247.
D. A. Natun, M. S. Junias, and M. Sahdan,
“Pengetahuan dan Sikap Pedagang Ikan Tentang Upaya
Pencegahan Penularan Covid-19 di Pasar Kasih Kota
Kupang,” Media Kesehat. Masy., vol. 3, no. 2, pp. 146–154,
F. Çölkesen et al., “An association between immune
status and chest CT scores in COVID-19 patients,” Int. J. Clin.
Pract., vol. 75, no. 11, pp. 1–10, 2021, doi:
1111/ijcp.14767.
W. U. Setiabudi, E. Sugiharti, and F. Y. Arini,
“Expert System Diagnosis Dental Disease Using Certainty
Factor Method,” Sci. J. Informatics, vol. 4, no. 1, pp. 43–50,
, doi: 10.15294/sji.v4i1.8463.
K. Saddhono, B. W. Setyawan, Y. M. Raharjo, and
R. Devilito, “The diagnosis of online game addiction on
Indonesian adolescent using certainty factor method,” Ing. desSyst. d’Information, vol. 25, no. 2, pp. 191–197, 2020, doi:
18280/isi.250206.
A. S. Sembiring et al., “Implementation of Certainty
Factor Method for Expert System,” J. Phys. Conf. Ser.,
vol.255, no. 1, 2019, doi: 10.1088/1742-6596/1255/1/012065.